Pagi ini hari pertama Rayhan menjejaki bangku Sekolah
Dasar. Segala persiapan sekolah mulai dari seragam, kaus kaki, sepatu hingga
atribut sekolah lainnya telah dipersiapkan jauh-jauh hari. Disaat membeli seragam,
beberapa kali kujelaskan bahwa Rayhan akan masuk SD bukan TK lagi, jadi baju
seragamnya bukan warna biru, melainkan merah putih. Sengaja aku lakukan ini,
supaya pada saat hari H, Rayhan tidak akan protes dengan pakaian yang
dikenakannya. Aku punya pengalaman buruk ketika hari pertama Rayhan masuk TK, Rayhan
menolak mengenakan seragam, dia mau pake kaos dan celana pendek. Tentu saja hal
ini mengundang tanya guru dan kepala sekolah TK Rayhan, ketika dengan ringan
nya dia memasuki kelas pake celana pendek angry bird plus kaos Ben 10 kesukaan
nya. Untung, perlahan-lahan Rayhan mulai mengerti bahwa pakaian seragam wajib
dipakai disekolah, ketika dia menyadari pakaian nya berbeda dengan teman lain.
Kala itu, Aku pun sudah menggunakan gaya memaksa agar
Rayhan mau memakai baju seragam. Upaya itu berhasil Cuma 5 menit, setika
seragam terpakai dengan lengkap dengan rompi dan dasi biru. Tiba-tiba rayhan
membuka baju nya ala “Superman” membuka paksa. Aku histeris melihat kancing
baju rontok serentak. Rayhan cemberut, kemarahan ku pun memuncak, apa lagi
waktu itu Rayhan sudah kesiangan. Kehentak rem mobil ku seketika dan ku
turunkan dia dipinggir jalan, dengan harapan dia akan ketakutan, mengejarku dan
mengikuti keinginanku memakai seragamnya. Tapi apa yang terjadi,
dia menatap ku ringan dan berkata “Da..da.. ma...!!”. Mobil kupacu... namun
kembali kubelokkan kearah lain dan berbalik menghampirinya. Kutarik nafas....”sabar-sabar...”
bisik ku dalam hati, api ketemu api akan semakin membara. Berupaya menurunkan
emosiku, kuantar kan dia kesekolah.
Nah.. untuk seragam merah putih, alhamdulillah
tidak banyak protes ketika dikenakan pertama kali. Mungkin karna sudah
diperkenalkan sebelumnya, bisa jadi karena melihat kakak nya memakai seragam
dengan warna yang sama. Pagi itu dengan semangat aku berpacu dengan waktu
kesekolah *maklum agak kesiangan. Dalam perjalanan ke sekolah, Rayhan sudah
gelisah ingin melepas dasinya. Akhirnya Kak Keisha melepas dasi tersebut.
Sampai disekolah Rayhan mengeluh kaki nya berat dan panas. Biasanya di TK dia
selalu mamakai sendal. Rayhan tidak tahan berjalan dengan alas kaki, pakai
sendal aja sudah untung apa lagi pakai sepatu. Butuh latihan.
Kutinggal kan dia di kelas, berharap dia
bisa mandiri tanpa pendamping. Ternyata, dia hanya bertahan 10 menit, dia
keluar dengan kaki telanjang, sambil menjinjing sepatunya. “Kaki Rayhan panas
ma..”. Duh.. geleng-geleng. Untungnya guru kelas Rayhan mengerti keluhan anak
ku, dia bilang ketika masuk ke sekolah Rayhan harus pakai sepatu dan selama
proses belajar boleh memakai sendal, namun kembali memakai sepatu pada saat meninggal
kan kelas.
Jam istirahat..
Rayhan minta jajan Bakso tusuk. Kubelikan apa yang dia
mau. Sejurus
kemudian dia sudah hilang. Mata ku menatap nanar mencari sosok anak laki-laki
berbobot 25 kg di seluruh penjuru sekolah. Agak sulit juga, karena anak-anak
keliatan sama ketika memakai seragam. “Duh kemana dia ya…??, jangan-jangan
sudah keluar pagar sekolah..”. Aku mendengar anak-anak berkumpul di kelas VI, dan benar
ternyata Rayhan duduk di bangku anak kelas VI sambil makan bakso tusuk. Tangan,
kaki, pakaian hinggan kaos kaki Rayhan berlepotan kecap, karna asik menusuk
bakso ukuran kecil-kecil dengan lidi, Rayhan tidak menyadari telah melobangi
kantung plastiknya, walhasil saos kecap bocor dan mengotori seluruh pakaian.
Bodohnya aku tidak membawa handuk kecil untuk mengelap kotoran itu, akhirnya
Rayhan kularikan kee WC dan kubersihkan seberapa ku mampu. Namun tetap saja,
noda kecap tidak bisa lenyap seketika. Jadi... dapat dibayangkan bagaimana
kucelnya seragam baru Rayhan.
Perkenalan singkat di Kelas.
Guru kelas menyadari sekali bahwa anak
kelas 1 masih belum siap untuk belajar pada hari pertama, Bu Enni memanggil
acak nama anak-anak dikelas sembari beliau mengingat nama mereka. “Siapa yang mau
nyanyi di depan kelas.. Rayhan mau..?? Eh.. ternyata ada 2 nama Rayhan di
kelas, yang dituju Bu Enni adalah Rayhan lain, ternyata anak ku mengancungkan
jari dan berjalan ke muka kelas. Rayhan mengalami gangguan bicara, tentu saja
dalam menyanyi dia kesulitan. Yang dapat dia lakukan adalah mengikuti suku kata
awal atau terakhir dari lirik lagu. Saat
itu Rayhan ini menyanyikan lagu “Kasih ibu”. Mulai lah dia menyanyi.. “Ka….sih.. ibu.. kepada be.. ta”*yang di cetak tebal adalah kata
yang mampu diucapkan Rayhan. Selanjutnya lagu yang seharusnya dinyanyikan solo
oleh Rayhan menjadi lagu dinyanyikan bersama-sama dikelas. Rayhan kelihatan
bahagis “Ahh.. ta apalah yang penting anak ku punya nyali nampil dengan segala
keterbatasan nya”, fikir ku..
Tepat pukul 9.00 pagi, kelas dibubarkan. Ada
3 orang anak ABK di kelas itu. Sesuai dengan ketentuan, anak ABK harus ada
pendamping (shadow). Shadow Rayhan baru bisa aktif keesokan harinya. Kami bertiga
dipanggil untuk menyelesaikan administarasi di sekolah. Kubiarkan Rayhan
bermain dihalaman sekolah, sambil mataku tetap awas mengikuti gerak-geriknya.
Tak lama kemudian, aku tidak melihat sosok Rayhan di sekolah. Segera kuminta
izin dan mencari disekitar sekolah, tapi NIHIL.. Rayhan tidak disekolah.
Sekolah sudah mulai sepi, “kemana dia..?”. Segera ku percepat langkahku keluar
dari pagar sekolah, dan ternyata benar Rayhan telah berjalan 100 meter keluar
sekolah, dan sudah menyebrang jalan. “Rayhaaannnnnn....!!!”....
***
Catatan sekolah hari pertama,
Capek fisik dan tegang urat leher
memanggil Rayhan. Dia mungkin saja bisa mengikuti pelajaran namun dia belum
bisa mandiri ditinggalkan. Rasa penasaran nya tinggi, tanpa pengawasan ketat,
dia bisa kabur kapan saja dan kemana saja. So.. Bu yuli.. (shadow) harus
sarapan pagi sehingga punya tenaga yang cukup untuk mengikuti langkah kaki
jagaoanku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar