Kamis, 17 April 2014

"Tidak Nonton, Tidak Main laptop, Rayhan Mati..."


Malam ini seperti biasa aku menemani Rayhan mengerjakan PR. Sudah menjadi tugas ku setiap malam mendampinginya mengerjakan tugas sekolah dan papa Rayhan mendampingi di sekolah. Pekerjaan rumah Rayhan kali ini adalah menyalin bacaan dengan tema makhluk hidup. Tidak seperti biasa, yang disalin menggunakan huruf cetak, PR ini harus disalin dengan tulisan tegak bersambung atau dikenal dengan halus kasar.

Rayhan sudah mulai malas-malasan ketika kupanggil duduk di meja belajar. “Susah Ma, tulis sambung-sambung”.. begitu alasannya. Aku mencoba membujuknya dengan mengatakan “Tidak susah kok, tinggal disambung-sambung aja, nanti tangan nya mama bantuin pegang ya..”

Dengan masih bersungut-sungut Rayhan menghampiriku dan membuka buku cetak. “Sulit ma.., Rayhan tidak bisa”

Come on Rayhan, ini gampang, Rayhan hebat..anak pintar… !”

Perlahan-lahan tangan nya ku pegang, dan mulai mengikuti alur gerakan tegak bersambung, Rayhan mulai menangis ketika tangan ku mulai kulepas perlahan. “Tidak  bisa Ma,…”

Emosi ku sudah naik, karena tidak ada usaha Rayhan untuk mengerjakannya.

Rabu, 16 April 2014

Nature and Nurture: Mama anti nyamuk

Nature and Nurture: Mama anti nyamuk: Siang ini aku dan Rayhan bermain-main di kamar. Cuaca sangat panas diluar. Rayhan merebahkan kepalanya dipangkuan ku sambil bercerita se...

Selasa, 15 April 2014

Pesta Demokrasi


Yei.. besok adalah pesta demorkasi bagi bangsa Indonesia. “Dari rakyat dan untuk rakyat”  itu lah moto yang selalu digadang-gadang kan menyambut pesta yang dilakukan setiap lima tahun sekali. Sesungguhnya apakah ini benar-benar sebuah pesta yang syarat akan nikmat dan amanat bagi mereka yang dipercaya duduk di kursi perwakilan masyarakat.

Jauh sebelum gedrang pesta demokrasi ditabuh, sudah banyak sekali calon legislative mengayam komunikasi dengan berbagai pihak, melobby dan mencoba menghitung-hitung peluang yang ada. Termasuk menggalang suara terbanyak hingga mempertaruhkan harta nya untuk berebut pada kursi legistlatif. Hingga akhirnya beberapa nama muncul secara resmi menjadi calon legislative (Caleg) mewakili partai yang mendukungnya.

Wajah lama masih bertengger di baleho-baleho yang bisa ditemukan disepanjang jalan.  Sementara lebih dari setengahnya juga adalah wajah baru yang nota bene masih sangat muda.  Beberapa wajah adalah orang-orang yang kukenal  dalam hubungan social, teman sekolah dan tetangga. Bahkan ada juga diantaranya adalah jaringan atau kerabat dari teman-teman ku. Agak sulit memang memilih diantara beberapa pilihan.   Pemilu kali ini bukan hanya kancah pertarungan politik, namun juga pertarungan berapa setia kita mendukung teman, kerabat, tetangga dan keluarga yang duduk di kursi calon legislative.

Mama anti nyamuk


Siang ini aku dan Rayhan bermain-main di kamar. Cuaca sangat panas diluar. Rayhan merebahkan kepalanya dipangkuan ku sambil bercerita sendiri dengan bahasa nya yang tidak dapat kumengerti. Kebiasaan Rayhan bercerita sendiri sudah cukup lama ku amati, walau diam-diam ku coba mengikuti jalan ceritanya, namun bahasa yang dikeluarkan selalu sulit untuk kutangkap dan dipahami. Untuk mencegah nya terus ngalur ngidul dengan fikirannya, aku mencoba mengajak nya bercerita dan mendalami apa yang difikirkannya tentang aku dan orang sekitarnya.

“Rayhan sayang nggak sama mama?”
“Sayang ma..”
“Kalau mama mati, Rayhan mau nggak punya mama baru..”
“Tidak boleh ma, mama tidak boleh mati. Rayhan tidak mau mama baru. Mama ini aja”
“Kenapa Rayhan? Mama baru mungkin lebih baik dari mama”
“Tapi ma, Rayhan mau sama mama saja,  ada 10 ma” Rayhan mengembangkan kedua tanganya sambil menunjukkan 10 jarinya, menandakan bahwa dia sudah mempersiapkan 10 hal yang akan dibicarakannya.

“Satu..!”, Rayhan mulai menjelaskan dengan menggunakan jari jempolnya “Mama bisa mandikan Rayhan”,
“Dua,  Mama peluk rayhan kalau bobok”,
“Tiga, Mama hebat pukul nyamuk”,
“Empat, mama guru rayhan”,
“Lima, mama pukul Apis  kalau ganggu rayhan makan”,
“Enam,  mama masak ikan, ayam enak buat rayhan”,
“Tujuh, mama matikan TV Rayhan”,
“Delapan,  hmmmm… Rayhan tidak tau…..”