Kamis, 28 Februari 2013

Serasa di ISS

Ahhh.. tarik nafas berat dulu aahh.... Sumpah, kuliah di umum yang disampaikan oleh pak Surya Rahmat, dosen UNJA benar-benar mengingatkanku seperti studi di ISS. 

Ini bukan Dejafu, pelajaran di ISS memang kental kaitanya dengan garis keras. Mengkiritik pemerintah dengan segala perlakuannya di ranah politik. Saya rasa ini sudah dalam lingkaran setan secara sistemik diciptakan di South dan North. Seperti yang dikemukakan oleh teory ketergantungan antara negara maju dan negara berkembang. Dimana negara maju mengeksploitasi negara berkembang untuk tetap maju. 

Pertama kali di ISS, sumpah aku sangat terdokrin dengan semua ketidaksempurnaan di negara Indonesia. Hal ini juga dirasakan oleh ISSers yang nota bene 90% berasal dari negara berkembang. Setiap negara berkembang sama-sama punya polemik dan penyakit masing-masing.

Aku sepakat dengan pak Surya bahwa secara tidak sadar beasiswa yang diberikan ke anak negri mempunyai niat terselubung, yakni mempersiapkan leader bangsa meniru  pembangunan gaya Eropa atau Amerika. Sebagai contoh,  issue Good governance, dimana salah satu persyaratan adalah adanya tim pengawas. Tapi cobalah liat siapa tim pengawas? Pemilu kita sendiri diawasi dari Bule yang nota bene menyebut diri mereka independent. Tapi benarkah independent? hanya tuhan yang Tuhan yang tahu. Alih-alihnya juga ikut mempengaruhi policy dan proses pemilu. Setiap kali bicara polemik pembangunan bangsa Indonesia, rasanya ada keinginan untuk mengubah ke arah yang baik. Nah ini lah kesempatan mendokrinisasi para siswa yang kebetulan belajar di luar negri. Bagi saya, hal ini sudah dirasakan melalui diskusi internal PPI (Persatuan Pelajar Indonesia). Pada diskusi itu kita sepakat, jika pihak pemberi beasiswa punya niat lain, kita pun harus punya niat tersendiri juga untuk meninggalkan yang buruk dan mengambil nya yang baik. 

Untungnya sepulang sekolah kita alumni Ford Foundation dibekali pembekalan lagi, sehingga kita tidak mengalami banyak cultural shock. Masih ingat di fikiran saya, sebagian teman yang telah menyelesaikan study mendumel dengan keadaan negaranya sendiri. Panas lah.. macet lah... korupsi lah.. dll. tapi hallloooooo... ini negara kita. Walau sampai saat sekarang we can not change the world, at least do something small which have big impact in the future. Benar.. negara kita penuh korupsi. Pasti suatu saat nanti para pemimpin negara akan habis masanya dan akan diganti dengan pemimpin yang baru. So, generasi muda sekarang ini harus dipersiapkan dengan mental yang bebas korupsi..Ayokk.. mulai dari hal yang kecil disekitar to say no for corruption..!! . 


Tidak ada komentar: