Kamis, 17 April 2014

"Tidak Nonton, Tidak Main laptop, Rayhan Mati..."


Malam ini seperti biasa aku menemani Rayhan mengerjakan PR. Sudah menjadi tugas ku setiap malam mendampinginya mengerjakan tugas sekolah dan papa Rayhan mendampingi di sekolah. Pekerjaan rumah Rayhan kali ini adalah menyalin bacaan dengan tema makhluk hidup. Tidak seperti biasa, yang disalin menggunakan huruf cetak, PR ini harus disalin dengan tulisan tegak bersambung atau dikenal dengan halus kasar.

Rayhan sudah mulai malas-malasan ketika kupanggil duduk di meja belajar. “Susah Ma, tulis sambung-sambung”.. begitu alasannya. Aku mencoba membujuknya dengan mengatakan “Tidak susah kok, tinggal disambung-sambung aja, nanti tangan nya mama bantuin pegang ya..”

Dengan masih bersungut-sungut Rayhan menghampiriku dan membuka buku cetak. “Sulit ma.., Rayhan tidak bisa”

Come on Rayhan, ini gampang, Rayhan hebat..anak pintar… !”

Perlahan-lahan tangan nya ku pegang, dan mulai mengikuti alur gerakan tegak bersambung, Rayhan mulai menangis ketika tangan ku mulai kulepas perlahan. “Tidak  bisa Ma,…”

Emosi ku sudah naik, karena tidak ada usaha Rayhan untuk mengerjakannya.

“kalau main Game, nonton lama-lama Rayhan bisa, kok buat PR ini tidak bisa..”

“Whoaaa… whoaaa… ini sulit.. tidak bisa, mama marah Rayhan, tidak sayang Rayhan…” tangis Rayhan mulai keras.  Dan aku pun mulai marah…

“Mama tidak sayang, kalau sama anak yang Cemen..!”

“Rayhan, pergi aja .... jauh..., tempat nenek. Mama tidak sayang Rayhan..!”

“Ayok sini, papa antar...!!” tiba-tiba Papa sudah muncul di belakang Rayhan. Rupanya dia sudah mendengar percakapan kami dari tadi. Sudah jadi kesepakatan kita bersama untuk mendidik secara disipilin dan tidak ada yang memenangkan jika tindakan disiplin ditegakkan.

Rayhan mulai diam, namun air mata nya mengalir. Dia tahu, dari nada suara papa juga marah.

“Ayo, Rayhan usaha lagi, ini papa bantu pegangin tangan”

Papa Rayhan mulai menuntun tangan Rayhan, tapi mata Rayhan rupanya tidak memperhatikan. Justru tertutup. Aku kembali berang. Anak ini gampang sekali menyerah.

“Rayhan..!!!, buka matanya lihat tangan Papa. Kalau Rayhan begini terus, mama kasih hukuman” nada suara ku sudah sangat tinggi

“Apa??” Rayhan Shock ketika mendengar kata hukuman

“Ya, Rayhan tidak boleh ngapa-ngapa, tidak boleh main laptop, tidak boleh ke kantor mama, tidak boleh nonton. Pokok nya tidak boleh ngapa-ngapa.!!!.”

“ Tidak laptop, tidak nonton, tidak kantor mama…”, Rayhan menghitung-hitung larangan yang kukeluarkan dengan jarinya, dia merasa hak dasarnya sudah dikekang. Dia melanjutkan menangis

“Tidak ngapa-ngapa.. tidak makan, tidak minum, Rayhan matiiiiii….!!!” Tangis Rayhan meninggi..”Whoaaaa.... Whoaaaa....”

Aku sudah tidak tahan ingin tertawa mendengar Rayhan akan mati kalau tidak ngapa-ngapa. Tapi benar juga ya... .Aku diam saja memandang nya tanpa ekspresi..

“Makan, boleh.... !” Papa meluruskan.

“Rayhan pergi jauh-jauh saja…. Tidak ada yang sayang Rayhan….” Rayhan menangis menelungkup memeluk bantal.

Aku sedikit khawatir mendengar ancaman Rayhan, kalau dia benar-benar pergi bagaimana? Dimana aku bisa mencarinya. Sedangkan dalam keadaan biasa-biasa saja, dia bisa hilang tanpa jejak dan muncul seketika di hadapanku. Apa lagi kalau hatinya sudah sedih seperti ini.

Aku dan suami ku menyerah. Kalau sudah seperti ini  acara Buat PR malam ini pasti Batal.

Duhh.. susah nya menyakinkan Rayhan bahwa membuat tulisan tegak bersambung tidak begitu sulit. Dia sudah melihatnya sebagai tulisan yang sulit. Baginya Sulit is sulit Titik..!.

Diluar itu, kenapa tulisan tegak bersambung masih diajarkan ya? Dan menjadi tulisan wajib di kelas. Kalau hanya dipakai untuk sesi tertentu untuk menulis indah, tidak apalah. Tapi sekarang harus dipakai pada setiap menulis. Waduh, pasti Papa Rayhan mengalami kesulitan menuntun nya di kelas..

Tidak ada komentar: