Namun, tentu saja hal ini mengundang protes dari kedua orang anak ku, karna setiap dinas luar kota mereka harus dititipkan ke rumah nenek. Sementara papa nya akan tetap tinggal dirumah kami dengan alasan "menjaga rumah". Jadilah kami terpecah belah di 3 tempat yang berbeda.
Keisha dan Rayhan sering kali tidak rela ketika mereka ku titipkan ke tempat nenek. Mereka lebih suka tinggal dirumah mereka sendiri. Suami ku sendiri tidak bisa menjaga mereka, karna pekerjaan nya menuntut pulang larut malam. Pembantu rumah tangga pun sampai saat ini belum kudapat. Yah .. jadilah seperti ini.
Persiapan ke lapangan....
Bagiku sehari sebelum ke lapangan, merupakan hari yang super sibuk, aku harus mempersiapkan segala hal mulai dari yang besar hingga yang sedetil mungkin. seperti buku-buku sekolah, pakaian harian, pakaian sekolah, pakaian dalam, susu, cereal, kaus kaki hingga sikat gigi dan odol anak-anak. Semua barang-barang itu kususun rapi berdasar kan kebutuhan Keisha dan Rayhan sebelum kumasukkan ke tas mereka masing-masing. Nah.. barang-barang segerbong itu harus kubawa serta pada saat menitipkan mereka dirumah nenek. Seperti pindahan sih... Intinya berapa hari pun aku pergi semua barang-barang ini harus dipersiapkan dengan cermat. kalau satu saja ada yang ketinggalan akan ada bencana dan keributan dipagi hari.
Persiapan ke lapangan yang kulakukan tidak hanya selesai sampe disini. |
Persiapan dirumah yang kami tempati bersama pun tidak kalah pentingnya. Lauk pauk untuk beberapa hari selama kepergianku harus sudah disaji di meja makan. Telur dan mie instan, mentimun hingga cabe giling sudah dipersiapkan di kulkas. Buat jaga-jaga kalau lauknya sudah tidak layak makan, maka suami ku bisa meramu mie instant atau ceplok telor dadar.
Terakhir setelah semua persiapan anak-anak dan suami kelar, barulah barang-barang keperluanku dikemas. Sebenarnya barang keperluanku jauh lebih simple dari pada persiapan diatas. Paling banyak cuma 1 tas ransel. kalau ada kesempatan untuk nyuci baju, justru bawaanya lebih ringan lagi.
Dengan mengucap bismillah, akhirnya aku tinggalkan keluarga ..
Pekerjaan ku saat menfasilitasi pembuatan Biogas |
Satu kesempatan menjadi Guest Speaker di Kamboja |
Pulang lapangan...
Kepulanganku merupakan hal yang paling ditunggu-tunggu oleh bocah dirumah. Mereka akan sibuk telp "Mama dimana? ...
Sampe di Jambi jam berapa?...
Langsung jemput kakak dan adek di rumah nenek ya ma ?....
Dan langsung mereka kuboyong ke rumah bersama gerbong bawaannya. Hasilnya... pakaian kotor menumpuk. mulai dari pakaian ku hingga pakaian mereka selama kutinggalkan. Nasi magicjar sudah kering kerontang, lauk yang kutinggalkan sudah mulai berjamur, selimut dikamar masih belum dilipat.
Ohoooo... Lupakan dulu ah..
Kami berempat langsung bercengkrama di kamar. Aku tinggal kan semua pekerjaan yang sudah menunggu. Meluruskan otot-otot. bercanda dan bercerita dengan anak-anak dan terlelap dalam tidur yang panjang.
Esok hari "it's my day time.." beres-beres...
Ganti kerjaan donk Ma...
Anak sulungku Keisha, pernah bertanya "Ganti kerjaan donk Ma.."
"Mau kerja gimana sayang?.."
"Jadi apa saja asal mama jangan berangkat.." ujar Keisha
"Sayang, kalau pekerjaan sama saja dimanapun, pasti ada resiko. Mama kan udah sering ganti kerjaan, dan perkerjaan ini lah untuk saat ini cocok dengan mama"
"Mau jadi pegawai negri tidak ada yang mau terima mama. Mau kerja swasta, sama aja. Coba lah liat Mama Akram sering lembur juga kan?. Kakak yang sabar ya. Kalau kakak sudah berani tinggal dirumah sendiri kalau papa kerja, nanti tidak perlu di titip tempat nenek. Aku mencoba memberikan pengertian kepada mereka. Supaya mereka paham apa yang kulakukan.
"Tunggu kakak kelas 6 ya ma, kakak pasti berani ditinggal diruman." Janji Keisha.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar