Selasa, 12 Februari 2013

Praktek Lapang Biogas, strategi mitigasi perubahan iklim berbasis potensi lokal

Baru-baru ini, saya bersama tim REDD+ KKI WARSI melakukan praktek lapang instalasi stasiun biogas di tiga kabupaten yang dilaksanakan secara simultan di tujuh desa. Kegiatan ini adalah terobosan baru upaya mitigasi perubahan iklim berbasis potensi lokal. Kenapa demikian? karena berdasarkan pemantauan penulis belum ada usaha dari masyarakat, pemerintah ataupun swasta untuk melirik pengelolaan gas metana yang dihasilkan dari kotoran ternak. Padahal menurut hasil penelitian terbaru, bahwa gas metana 72 kali lebih panas dari gas karbon dioksida. Sangat mendasar sekali bahwa, aksi mitigasi perubahan iklim tidak hanya terpusat dengan penanaman pohon namun harus melirik sektor emitter lain, yang  tidak kalah ganasnya bagi tatanan kehidupan planet ini. 

Kecamatan Bathin III Hulu, Kabupaten Bungo adalah salah satu target praktik lapang stasiun biogas. Kotoran ternak di daerah sangat mudah ditemukan disetiap sudut, bahkan di tengah-tengah hunian penduduk sekalipun, karena sistem pengembalaan ternak yang dilepas turun temurun sejak dulunya. Dipercayai bahwa sapi/kerbau yang dilepas bebas akan cepat berkembang dan rentan penyakit dibanding dikandangi. Pandangan lain menyebutkan bahwa dengan sistem dilepas,  pemilik ternak tidak perlu mencari rumput karena telah disibukkan dengan aktifitas di kebun dan di sawah. Walaupun demikian, saya yakin dan percaya bahwa tidak satupun orang yang  senang jika didepan rumahnya dihadiahkan "seonggok" kotoran sapi. Oleh karna itu,  dengan membangun 5 model stasiun biogas di 5 desa, maka diharapkan akan ada perubahan paradigma sosial dikalangan masyarakat untuk mengandangi ternak mereka, sehingga dengan mudah, mereka memanfaatkannya untuk menghasilkan gas untuk memasak. 

Teknologi yang kita perkenalkan kepada masyarakat sangat lah sederhana, murah, dan mudah. Peralatannya pun bisa didapat diseputaran desa dan daerah kecamatan, jadi tidak perlu harus pergi ke Jakarta, Jambi atau kota-kota besar lainnya.  Untuk persiapan awal siapkan lubang digester seperti terlihat dibawah ini :


persiapan lokasi stasiun biogas

Kemudian, plastik digester untuk menampung kotoran sapi pun disiapkan, terdiri dari 3 lapisan. Dua lapisan pertama adalah plastik polithelin dan lapisan ketiga adalah terpal tebal biru yang dapat didapat dipasaran. Tabung ini dibuat berlapis untuk menghindari kebocoran dan dan untuk memastikan ketahanan penggunaannya untuk jangka panjang.
Persiapan tabung digester



pemasangan tabung ke lubang digester

Uji coba kebocoran, menunggu proses fermentasi

Proses fermentasi berlangsung sekitar 15 -20 hari. Jangka waktu ini semakin pendek, jika kotoran sapi yang dimasukkan semakin banyak.

Tidak ada komentar: